Senin, 12 Mei 2008

lupa, sesak dan gigil di suatu senja

inginku terus menikmati lupa
walau senja kita tak akan pernah lagi ada
dan biar warna merahnya menghiasi gundukan tanah
merias nisan yang tergolek pasrah

inginku terus menikmati sesak
membuat jejakmu berserak
dan biar kutukar nafasku yang hilang
dengan bayangmu yang lekang

inginku terus menikmati gigil
menggores-gores tulang terpencil
dan biar luka itu tersisip abu
lantas mengering jadi lukisan semu

(januari, 2007)

Tidak ada komentar: